DOSEN USM-INDONESIA MENGIKUTI PELATIHAN ToT (Training of Trainer)
DOSEN USM-INDONESIA MENGIKUTI PELATIHAN ToT (Training of Trainer) KB Pasca Persalinan AKDR dengan alat Forceps dan implan 2 batang bagi Dosen Bidan Indonesia
Setiap Dosen memiliki kewajiban untuk terus berkembang, maka mengikuti pelatihan ToT (Training of Trainer) Keluarga Berencana Pasca Persalinan (KBPP) menjadi salah satu bagian di dalamnya. Manfaat pelatihan ini adalah untuk meningkatan ketrampilan klinis bagi dosen pengajar mata kuliah keluarga berencana pada pendikan sarjana dan profesi bidan di institusi kebidanan penyusun modul KB. Untuk itu pada tanggal 25 Januari s/d 1 Februari 2023 dosen USM Indonesia mengikuti kegiatan Pelatihan TOT KBPP selama 8 hari, yang diselenggarakan oleh AIPKIND (Asosiasi Pendidikan Kebidanan Indonesia) dan dilakukan di Unit Pelatihan Kesehatan Jawa Barat dan RSUD Bandung Kiwari.
Kemampuan klinis merupakan komponen penting bagi seorang bidan sebagai provider termasuk dalam pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan pelayanan keluarga berencana. Menstandarisasi dan meng-update kurikulum dan implementasinya adalah penting dan harus dilakukan institusi secara terus menerus. Pelayanan keluarga berencana khususnya pelayanan kontrasepsi pada ibu pada masa pasca salin termasuk salah satu keterampilan klinik spesifik yang harus dicapai dalam kurikulum pendidikan kebidanan.
Pelatihan ini sebagaimana pelatihan pada umumnya, yakni memberikan pelatihan baik secara materi (teori) maupun secara praktek untuk meningkatkan kompetensi. Adapun pelaksanaan pelatihan dilakukan dengan menjelaskan mengenai sejumlah materi yang penting untuk dikuasai seorang dosen. Materi-materi tersebut antara lain:
- Kebijakan Pelayanan KBPP dan Strategis Konseling Berimbang (SKB)
- Motode teknis KB Pasca Persalinan
- Kelayakan Madik dan Penapisan Klien
- Pelayanan KBPP AKDR Pasca Persalinan
- Pelayanan KBPP Implant Pasca Persalinan
- Pelayanan KBPP Metode Amenore Laktasi (MAL)
- Teknik Melatih
KB pasca persalinan sebenarnya bukan hal yang baru, karena sejak 2007, melalui program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) didalamnya terdapat amanat persalinan yang memuat tentang perencanaan penggunaan KB setelah bersalin. Penerapan KB pasca persalinan ini sangat penting karena kembalinya kesuburan pada seorang ibu setelah melahirkan tidak dapat diprediksi dan dapat terjadi sebelum datangnya siklus haid, bahkan pada wanita menyusui. Ovulasi pertama pada wanita tidak menyusui terjadi pada 34 hari pasca persalinan, bahkan dapat terjadi lebih awal. Hal ini menyebabkan pada masa menyusui, sering kali wanita mengalami kehamilan yang tidak diinginkan pada interval yang dekat dengan kehamilan sebelumnya.
Kontrasepsi seharusnya sudah digunakan sebelum aktifitas seksual dimulai, oleh karena itu sangat strategis untuk memulai kontrasepsi seawal mungkin setelah persalinan. Pelayanan KB pasca persalinan dimulai dengan pemberian informasi dan konseling yang sudah dimulai sejak masa kehamilan. Tenaga kesehatan sebagai pemberi pelayanan memegang peranan penting dalam memberikan informasi dan konseling KB pasca persalinan.